Selasa, 30 Januari 2018

Cara Anak Muda Buktikan Eksistensi dalam Globalisasi



Mulai Prestasi Internasional sampai Bersatu Lawan Hoax

            Di era globalisasi, pemuda tidak hanya menyumbangkan peran secara nasional tetapi juga internasional. Baik positif maupun negative, peran pemuda tentu sangant mempengaruhi eksistensi kehidupan. Tak heran jika kin I mereka melakukan berbagai aktivitas yang tujuan bermuara pada kontribusi untuk negeri.


LINTANG ANIS BENA K, Jember


            KEMUDAHAN akses informasi di era globalisasi menjadi dua sisi mata pisau. Ada yang membawa berita positif. Ada juga yang berisi informasi palsu dan menyesatkan bagi para pembaca. 

            Semua informasi ini banyak tersebar terutama melalui media sosial, yang juga di milki hampir seluruh masyarakat. Tidak terkecuali di Jember. Tua muda, pria wanita, semua orang mampu mengakses informasi melalui ponsel pintar di tangan masing-masing.

            Hanya saja, Fenomena ini memunculkan oknum-oknum yang berniat memanfaatkan ketidak pahaman masyarakat dengan menyebarkan informasi negatif. Isi berita yang di sebar justru menimbulkan keresahan di masyarakat. Tak perlu jauh mengingat. Peristiwa bentrok bonek versus PSHT beberapa pekan lalu menjadi bukti bahwa ada saja orang-orang yang memanfaatkan media sosial untuk menyebarkan konten negative.

            Ini menggunggah para pemuda yang tergabung dalam Relawan Teknologin Informasi dan Komunikasi (RTIK) Jember untyuk bersama-sama melawan penyebaran informasi baru atau yang kerap di sebut hoax.  Terlebih lagi pada momen sumpah pemuda, di mana semangat pemuda yang begitu menggelora di manfaatkan untuk berbuat kebaikan dan mengajak orang lain untuk bersama-sama menularkan kebaikan tersebut.

            Kondisi ini tampak ketika RTIK bersama Polres Jember menggelar deklarasi anti hoax disela-sela car free day  kemarin (29/10). Tak hanya mengajak pemuda untuk menandatangani deklarasi pada banner yang terpasang di Jalan Sudarman, para relawanjuga mengedukasi dampak positif dan negative penyebaran informasi melalui internet kepada anak-anak.

            Caranya cukup unik. Yaitu melaluli permainan ular tangga. Setiap kotak berisi informasi mengenai dampak negatif, positif, serta tips dan trik berselancar di dunia maya dengan aman bagi anak-anak. “Permainan ular tangga ini menjadi salah satu bentuk edukasi perlindungan anak-anak dari dampak buruk internet,” ujar Ully, salah satu relawan RTIK. 

            Melalui permainan semacam ini, Ully mengajak anak-anak untuk belajar sembari bermain. Teknik seperti ini memang dirasa cukup ampuh sebagai media pembelajaran.  “Setiap berhenti disatu kotak, kita ajak mereka untuk membaca. Ada gambar-gambarnya juga, yang menunjukkan apa yang boleh dan tidak boleh di lakukan di internet,” lanjut wanita berhijab tersebut.

            Wajar saja, sebab akses informaasi di internet dan media sosial bisa di lakukan oleh siapapun mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Hal tersebut juga diungkapkan oleh Kapolres Jember AKBP Kusworo Wibowo ketika menghadiri deklarasi anti hoax. 

            Apalagi, jika tidak diawasi, anak-anak dibawah umur juga bisa menyebarkan konten negatif serta berita hoax. Dirinya mencontohkan kasus penangkapan penyebar hoax terkait bentrok PSHT dan bonek beberapa pekan lalu. “4 dari lima tersangkat yang kami tangkap masih di bawah 18 tahun,” ujarnya.

            Penyebaran hoax, lanjut Kusworo, tak sepatutunya dilakukan sebab bisa mengancam skabilitas daerah. Bahkan meski hanya di dunia maya, Penyebar hoax juga di ancam pidana. “Kami tidak ingin memenjarakan orang hanya karena mereka tidak tau kalau itu ada pidananya. Ketika di tanya motivnya, jawabannya hanya karena iseng,” kata dia.

            Karena itu dirinya juga mengajak ‘generasi zaman now’ atau anak-anak muda untuk mengisi momen sumpah pemuda dengan mendeklarasikan bahwa pemuda Jember anti hoax. Sebaliknya, di era globalisasi sekarang para pemuda seharusnya mengisinya dengan beragam prestasi baik nasional maupun internasional. 

            Beragam cara bisa dilakukan untuk menjaga eksistensi pemuda agar tetap bisa mengambil peran. Jika relawan RTIK dan Polres Jember mengajak pemuda untuk menghadang hoax maka kalangan pemuda lainnya mengisi momen 28 Oktober lalu dengan berbagai prestasi. 

            Salah satunya Rafidah Utami Ananda yang sudah meraih prestasi hingga tingkat internasional. Puluhan prestasi sudah dia raih semenjak  masih duduk di bangku sekolah dasar hingga kini kala dia duduk di bangku kelas IX SMP.

            Baginya, dirinya tidak ingin pemuda indonesia kehilangan rasa cinta tanah air seperti kondisi tersebut. Apalagi saat ini para pemuda tanah air menjadi tumpuan pembangunan bangsa, agar tak kalah bersaing di era globalisasi. 

            Bagi Fifi, rasa cinta tanah air seperti yang disebutkan dalam salah satu cetusan sumpah pemuda tahun 1928 silam menjadi sangat penting, sebab saat ini pemuda memegang peran penting. “Sebagai pemuda-pemudi era saat ini, selanjutnya adalaha berjuang dalam bidang lain, terutama dibidang pendidikan,” tegasnya.

            Perjuangan ini bukan lebih mudah dibandingkan puluhan tahun silam. Lawannya saat ini bukan penjajah dan peperangan, namun termasuk melawan moral degradation. “Perjuangannya tidak hanya menyaring informasi, tetapi juga mengatasi penurunan moral yang banyak terjadi,” imbuhnya. 

            Apalgi, kata dia, globalisasi menjadi hal yang paling mempengaruhi degeradasi tersebut. “Diluar negeri moral bukan utama, tapi negara timur apalagi indonesia masih ketat banget,” kata alumnus SD Al Furqon tersebut. 

            Untuk itu para kalangan muda tidak boleh begitu saja melupakan identitasnya sebagai warga negara indonesia. Meski belajar diluar negeri, Fifi juga ingin memberikan sumbangsih bagi tanah airnya. “Demi ilmu yang lebih baik tidak ada salahnya belajar ke luar negeri, teteapi kita harus membawa ilmu itu kembali dan di terapkan di indonesia,” pungkasnya. (c1/ras)


Sumber: JP-RJ Senin 30 Oktober 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cara Anak Muda Buktikan Eksistensi dalam Globalisasi

Mulai Prestasi Internasional sampai Bersatu Lawan Hoax             Di era globalisasi, pemuda tidak hanya menyumbangkan peran secar...