Fadholi
Kepincut Mendengar Suara Mesra Via telepon
Cinta buta
tak selamanya harus buta. Sampai memilih cinta sesamam laki-laki.
Apalagi nekad menikah sahdi kantor KUA dan pesta
pernikahan di rayakan besar-besaran. Bisa-bisa, seperti kedua pria ini yang
harus mendekam di penjara.
RULLY EFENDI, Panti
MENGENAKAN kerudung, gadis itu tampak
seperti gadis desa umumnya. Semakin memaksa orang lain percaya, setelah gadis
itu menyebut namanya: Ayu Puji Astutik. Suaranya pun di buat mengecil layaknya
perempuan tulen. Meski, kadang suar laki-lakinya kebablas jika keceplosan.
Nama
asli Ayu Puji Astutik adalah Saiful Bahri. Namun sejak kenal dengan pria yang
telah menikahinya, Muhammad Fadholi pada 19 Juli 2017 lalu Saiful menjelma
menjadi perempuan ‘jadi-jadian’ yang bernama Ayu Puji Astutik. Konon, nama ini
milik saudara sepupunya.
Perkenalan
kedua pria ini yang di mabuk asmara itu bermula dari keisengan teman Fadholi,
yang member nomor handphone Saiful. Bungsu tiga bersaudara pasangan suami istri Samsul dan Nanik itu pun kesemsemmendengan suara mesra Saiful yang pantas disebut Ayu.
Mereka pun memutuskan pacaran via telepon.
Merasa
ada kecocokan, mereka berdua pun memutuskan jumpa darat. Fadholi tampil menjadi
pria sejati. Sedangkan Saiful, berdandan menjadi Ayu yang feminism. “Pertama
ketemuan di Mangli. Di kampus IAIN Jember,” aku Saiful.
Fadholi
yang belum pernah memiliki pacar, rupanya kepincut
paras Ayu si Saiful hyang berkerudung. Meski saat kerudungnya di buka,
rambut cepak Saiful menunjukan bahwa dia seorang pria sama sepertinya. Namun
keduanya tak peduli. Karena sudah
terlanjur terjebak cinta terlarang.
Saiful
alias Ayu takpernah membawa Fadholi ke rumahnya, di Dusun Krasak, RT2, RW 1,
Desa Pancakarya, Ajung. Setiap mereka ketemuan, memilih jumpa di lapangan
Mangli. Sedangkan Fadholi, nekat saja membawa pacar prinya yang sudah
berkerudung, ke rumahnya yang tepat di
depan SMK Al Mukmin, Desa Glagahwero, Panti.
Kedua
orang tuanya menyambut baik Saiful yang berkerudung. Karena selain sopan,
keluarganya memang benar-benar tidak tahu, bahwa Ayu yang di kenalkannya
ternyata seorang laki-laki bernama Saiful. Mereka berdu langsung tinggal
serumah, dengan dalih sedah menikah siri.
Pengakuan
itu di sampaikan langsung kakek Fadholi yang bernama Supan alias Pak Sunanti.
Dia mengaku iba, mendengar cerita bahwa Ayu, sudah tidak memiliki orang tua.
Terlebih, tinggalnya mbambungdi
emperan toko yang ada di Pasar Tanjung.
Bukan
hanya keluarga besarnya yang percaya, bahwa Saiful merupakan wanita belia.
Sejumlah tetangga sekitar rumah Fadholi, hampir semua percaya bahwa istri
Fadholi, seorang perempuan tulen. “Dia itu baik. Setiap tetangga ada keesusahan
dia menolong,” kata perempuan yang mengaku bernama Bu Er.
Benar
saja tidak curiga. Setiap awal bulan, Saiful, Rupanya rajin membeli pembalut
dan mengakun sedang datang bulan. Selain itu, dia juga rajin datang ke
pengajian Muslimatan seminggu sekali. Salat berjamaah juga mengenakan mukena.
Selain
penampilan yang di paksa perempuan, rupanya Saiful juga pandai memasak. Bahkan,
racikan bumbu masakan Saiful, banyak yang di gemari warga sekitar. “Kalau ada
hajatan, Ayu (Saiful, Red) yang memasak. Masakannya enak loh. Semua kalah,”
puji Bu Er.
Berbeda
dengan Isroni. Pemuda yang juga tetangga Fadholi, mengaku sudah curiga bahwa
istri teman cangkrukannya itu seorang waria. Namun dia tidak beranio Tanya
apalagi sampai menegur, “Tapi teman-teman sering menggoda. Karena perilaku
istri Fadholi, terkadang seperti bencong,”
katanya.
Terkadang
Isroni merasa ragu dengan prasangkanya. Apalagi, pernikaha keduanya digelar
dengan meriah. “Kalau di desa perkawinannya itu sudah pesta,” tuturnya.
Sementara
Sepupu Fadholi bernama Iwan Nasir mengakui, resepsi pernikahan Fadholi dan
Saiful di gelar besar-besaran. Bukan hanya memasang tenda dengan sound pengeras
suara. Karena saat resepsi, keluarga mempelai di Glagahwero, sampai menhgundang
acara Tota’an merpati.
Bukan
hanya itu. Tamunya pun ramai. Karena orang tua Fadholi, menyebar undangan rokok
yang disebutnya Tojokan. Sebuah tanda bahwa keluarga pengantin, serius
mengundang tamu supaya datang ke pesta
pernikahan.
Kini,
mereka pasrah melihat anaknya di penjara di sel tahanan Polres Jember, karena
memalsu dokumen Negara. Terlebih, menantu yang metreka sayangi karena seorang
muslimah, ternyata seorang pria dan saat kerudungnya di buka, tampak sekali
rambut cepak layaknya pria normal.
Namun mereka tetap berharap, supaya Fadholi
dan Saiful Bahri, bisa betaubat dan kembali normal menjadi seorang laki-laki sejati. (rul/hdi)
Sumber: JP-RJ Rabu 27 Oktober 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar