Jumat, 19 Januari 2018

Mengunjungi Desa Tanggul Kulon yang Mulai Ramah Teknologi



Pelayanan Transparan, Rapat via Online Mulai Diterapkan

            Membangun Negara bisa mulai dari desa. Memperlakuan desa sebagai  miniature Negara, bagian dari salah satu contohnya. Demikian yang di lakukan Arifin Wahyuono, Kades Tanggul Kulon, yang bermimpi menyulap desanya saat IT.

 
RULLY EFENDI,Jember


            SEKILAS bangunannya tak ada yang istimewa. Apalagi jika melihatnya hanya dari luar. Namun saat masuk ke dalam kantor Desa Tanggul Kulon, Kecamatan Tanggul, apa yang terlihat dari luar sungguh berbeda. Semua ruangan di lengkapi  alat teknologi informasi.

            Bukan hanya komputer dan laptop yang di pastikan ada di masing-masing meja kepala urusan (Kaur). Smartphone juga wajib di miliki setiap perangkat desa. Supaya lebih irit paketan data, pihak desa pun memasang Wifi Unlimited. Tujuannya, optimalisasi pelayanan pada masyarakat.

            Kecanggihan teknologi, memang di manfaatkan betul oleh Desa Tanggul Kulon. Bahkan, untuk mengawali transparansi kinerja desanya, Mereka sampai membuat website resmi. Tak mau tanggung,websitelayaknya media online professional, dipasang untukn publikasi program dan pelayanan. “Saya beri nama www.tanggulkulon.com,” kata Kades Arifin Wahyuono.

            Memang dikuinya, website masih butuh penyempurnaan. Sebab kedepan, website yang dia inginkan , bisa menjadi media komunikasi rakyat. Sehingga, keluhan dan aspirasi masyarakat di desanya, bisa di pantau dan langsung di sikapi. “Karena saya yakin, transparan dan komunikatif itu lebih menyenangkan,” tuturnya.

            Supaya websit-nya lebih mempresentasikan kebutuhan warganya,  konten yang di buatnya pun lebih spesifik. Seperti News Layanan Publik, Potensi Desa, Budgeting, PBB, Regulasi. “Ada beberapa konten yang masih kosong karena masih proses perbaikan,” ujarnya.

            Perubahan konsep membangun keterbukaan public berbasis IT Dimulai sejak Arifin, menjabat Kades Tanggul Kulon di tanggal 23 Desember 2016. Tidak heran kemudian, semua program desa dan kebijakan strategisnya pun,dipublikasikan di websitetersebut.

            Bahkan sebelum website diluncurkan,  Kades dua orang anak itu, rajin mem-publish semua kegiatan desanya di media sosial. “Sekarang lebih terarah. Berita kegiatan kami tayangkan di website. Setelah itu, baru di share ke medsos,” terangnya.

            Ambisi menjadikan semua pelayanan masyarakat di desanya melek IT, mulai di biasakan dengan komunikasi via smartphone. Pun demikian saat mereka berembuk, soal kebijakan desa yang bekaitan denhgan pelayanan. Bahkan, beberapa kali rapat mereka tak perlu tatap muka di satu tempat.  Cukup aplikasi video grup. 

            Memang, tidak semua bisa mengoperasikannya secara maksimal. Apalagi mereka yang syudah berusia tua, gagap teknologi. Namun, tetap butuh di awali supaya kemudian di contoh. “Kami mengawalinya dengan muda-muda. Mereka yang tua kami latih pelan-pelan,” akunya. 

            Rupanya, kebiasaan bervideo online juga mulai di tularkan ke instansi di luar desa. Salah satu yang mulai rutin, pihak bank yang biasa mencairkan dana desanya. Sengaja harus bervideo live secara online dengan pihak bank, supaya kurir pencairan dana desanya,  tidak main klaim yang ujung merugikan desa.

            Kejadian kurir memanfaatkan kepercayaan Kades, kemudian menguras anggaran desa berkedok pemerintah pemimpin desanya, menjadi ketakutan Arifin.   Sehingga dia tidak memperbolehkan petugas bank, mencairkan dana desa untuk Tanggul Kulon, sebelum berkomunikasi dengan video online.

            “Saya pun enak. Tidak perlu ke bank hanya untuk ngambi pencairan,” pungkas pria yang berumur 30 tahun itu. (rul/c1/hdi)  
Sumber: JP-RJ Selasa 17 Oktober 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cara Anak Muda Buktikan Eksistensi dalam Globalisasi

Mulai Prestasi Internasional sampai Bersatu Lawan Hoax             Di era globalisasi, pemuda tidak hanya menyumbangkan peran secar...