Pelayanan Transparan, Rapat via
Online Mulai Diterapkan
Membangun
Negara bisa mulai dari desa. Memperlakuan desa sebagai miniature Negara, bagian dari salah satu
contohnya. Demikian yang di lakukan Arifin Wahyuono, Kades Tanggul Kulon, yang
bermimpi menyulap desanya saat IT.
RULLY EFENDI,Jember
SEKILAS bangunannya
tak ada yang istimewa. Apalagi jika melihatnya hanya dari luar. Namun saat
masuk ke dalam kantor Desa Tanggul Kulon, Kecamatan Tanggul, apa yang terlihat
dari luar sungguh berbeda. Semua ruangan di lengkapi alat teknologi informasi.
Bukan
hanya komputer dan laptop yang di pastikan ada di masing-masing meja kepala
urusan (Kaur). Smartphone juga wajib
di miliki setiap perangkat desa. Supaya lebih irit paketan data, pihak desa pun
memasang Wifi Unlimited. Tujuannya,
optimalisasi pelayanan pada masyarakat.
Kecanggihan
teknologi, memang di manfaatkan betul oleh Desa Tanggul Kulon. Bahkan, untuk
mengawali transparansi kinerja desanya, Mereka sampai membuat website resmi. Tak mau tanggung,websitelayaknya media online
professional, dipasang untukn publikasi program dan pelayanan. “Saya beri nama www.tanggulkulon.com,” kata Kades
Arifin Wahyuono.
Memang
dikuinya, website masih butuh
penyempurnaan. Sebab kedepan, website yang
dia inginkan , bisa menjadi media komunikasi rakyat. Sehingga, keluhan dan
aspirasi masyarakat di desanya, bisa di pantau dan langsung di sikapi. “Karena
saya yakin, transparan dan komunikatif itu lebih menyenangkan,” tuturnya.
Supaya websit-nya lebih mempresentasikan
kebutuhan warganya, konten yang di
buatnya pun lebih spesifik. Seperti News Layanan Publik, Potensi Desa,
Budgeting, PBB, Regulasi. “Ada beberapa konten yang masih kosong karena masih
proses perbaikan,” ujarnya.
Perubahan
konsep membangun keterbukaan public berbasis IT Dimulai sejak Arifin, menjabat
Kades Tanggul Kulon di tanggal 23 Desember 2016. Tidak heran kemudian, semua
program desa dan kebijakan strategisnya pun,dipublikasikan
di websitetersebut.
Bahkan
sebelum website diluncurkan, Kades dua orang anak itu, rajin mem-publish semua kegiatan desanya di media
sosial. “Sekarang lebih terarah. Berita kegiatan kami tayangkan di website. Setelah itu, baru di share ke medsos,” terangnya.
Ambisi
menjadikan semua pelayanan masyarakat di desanya melek IT, mulai di biasakan
dengan komunikasi via smartphone. Pun
demikian saat mereka berembuk, soal kebijakan desa yang bekaitan denhgan
pelayanan. Bahkan, beberapa kali rapat mereka tak perlu tatap muka di satu
tempat. Cukup aplikasi video grup.
Memang,
tidak semua bisa mengoperasikannya secara maksimal. Apalagi mereka yang syudah
berusia tua, gagap teknologi. Namun, tetap butuh di awali supaya kemudian di
contoh. “Kami mengawalinya dengan muda-muda. Mereka yang tua kami latih
pelan-pelan,” akunya.
Rupanya,
kebiasaan bervideo online juga mulai
di tularkan ke instansi di luar desa. Salah satu yang mulai rutin, pihak bank
yang biasa mencairkan dana desanya. Sengaja harus bervideo live secara online dengan
pihak bank, supaya kurir pencairan dana desanya, tidak main klaim yang ujung merugikan desa.
Kejadian
kurir memanfaatkan kepercayaan Kades, kemudian menguras anggaran desa berkedok
pemerintah pemimpin desanya, menjadi ketakutan Arifin. Sehingga dia tidak memperbolehkan petugas bank, mencairkan dana
desa untuk Tanggul Kulon, sebelum berkomunikasi dengan video online.
“Saya
pun enak. Tidak perlu ke bank hanya untuk ngambi pencairan,” pungkas pria yang
berumur 30 tahun itu. (rul/c1/hdi)
Sumber: JP-RJ Selasa 17 Oktober 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar