Jumat, 05 Januari 2018

Watu Pecah, Ikon di Gunung Kuntul Ambulu yang Jadi Tempat Wisata Baru




            Awalnya Hanya untuk Diklat PA, Kini Jadi Junjungan Swafoto

          Di tengah kemajuan media sosial dan teknologi, banyak juga memunculkan sejumlah potensi wisata lokal yang bermunculan.

             Salah satunya Puncak Watu Pecah yang ada di Kecamatan Ambulu. Lokasi ini jadi primadona masyarakat sekitar. Apalagi untiuk mencapainya ada sedikit tantangan.
                                    RANGGA MAHARDIKA,Jember

            Bagi warga di Kecamatan Ambulu, nama Gunung Kuntul dengan Puncak Watu Pecah sudah tidak asing lagi. Sebenarnya itu bukan gunung. Namun semacam gumuk. Dinamakan Watu Pecah karena memang diatas bukit ada batu dengan ukuran yang sangat besar dengan bentuk terbelah (pecah).

            Anehnya, meskipun batunya terbelah dan berdiri fertikal namun tidak jatuh. Sehingga sekitar pun lebih banyak menyebutnya dengan Gumuk Watu Pecah alias Batu Terbelah. Posisi Gumuk itu pun berada di tengah pusat Kecamatan Ambulu.
  

       Dengan ketinggian sekitar 50 meter diatas permukaan laut (dpl), gumuk di timur utara Kecamatan Ambulu ini cukup terlihat  menjulang gagah.

            Meskipun ada sejak dulu disana, namun jarang yang menyadari keunggulan gunung Watu pecah ini, terutama dari segi pariwisata.

            Nama Watu Pecah baru booming di tahun 2017 ini. Di mana, banyak sekali anak muda yang meng-upload di media sosial. Mereka bahkan berfoto di atas batu terbelah itu dengan background pemandangan kota Ambulu dengan pencahayaan sore hari (sunset)

             Hal ini pun banyak membuat masyarakat sekitar. Bahkan banyak anak Ambulu sendiri yang tidak percaya jika kotanya yang di potret di atas bukit terlihat indah. Apalagi ada landscape pemandangan persawahan, dipadukan dengan tata kota jawa kuno dengan pusat alun-alun semakin menambah ciamik pemandangan dari atas bukit.

             “Sangat indah, bisa rileks jika ada disini,” ucap Panji, warga Jember yang menikmati sendiri pemandangan di atas puncak Watu Pecah Ini.

             Karena biasanya yang datang atau naik ke puncak gumuk adalah masyarakat yang hobi berpetualang.”Kalau dulu hanya digunakan diklat (pendidikan dan pelatihan) untuk pelajar penicnta alam di Ambulu saja,”ucap Heni Nur Fitriana, warga sekitar.

            Kebetulan, memang di sekitar bukit tersebut ada sejumlah sekolah menengah atas, baik yang negeri atau swasta. Sehingga yang kesana biasanya anak pelajar yang ingin menikmati waktu sore. Bahkan ada juga untuk ajang berpacaran”Kalau anak muda sekarang bilangnya disana romantis. Karena bisa melihat sunset (matahari terbenam) sore hari,”tuturnya.

            Apalagi akses untuk naik ke bukit ini tidak terlalu susah, hanya di perlukan tekad diri yang kuat untuk bisa mendakinya.

            Warga yang ingin naik biasanya lewat jalur SMA Bima Ambulu, kemungkinan membutuhkan waktu sekitar satu jam untuk mendakinya. Namun, bagi warga sekitar paling hanya membutuhkan waktu 15 menit saja untuk mencapai puncak. “Sepeda biasanya dititipkan ke warung di sebelah sekolah itu,”ucap Heni.

            Dengan track yang menantang dan beberapa titik menanjak semakin membuat adrenalin pun meningkat. Rasa lelah ini di pastikan akan langsung hilang jika sudah berada di puncak dan menikmati indahnya pemandangan dari atas puncak , Namun juga diperlukan keberanian lebih untuk naik ke atas batu pecah dengan ketinggian sekitar lima meter tersebut.

            Jika sudah di atas bukan hanya melihat Kecamatan Ambulu secara utuh. Apalagi, jika cuaca cerah jelasnya maka dari atas bukit ini bisa melihat dengan mata kepala telanjang Pantai Selatan yang jaraknya sekitar 12 kilometer dari bukit Watu Pecah. Sungguh pemandangan yang luar biasa.

            Tentu saja, kini banyak masyarakat yang berbondong-bondong melihat sendiri dan bisa naik ke Watu Pecah sehingga bisa membuktikan keindahan yang ditampilkan seperti di foto yang banyak beredar di media sosial tersebut.

            Bahkan, Camat Ambulu Sutarman menangkap potensi ini. Dirinya mengakui bukit ini menjadi salah satu potensi wisata yang cukup baik sebenarnya. “Jika di kelola dengan baik pasti akan bagus,”ucap mantan camat Kalisat.

            Pihaknya mengatakan, selama ini lokasi tersebut memang tidak di kelola dengan baik dan hanya di manfaatkan  masyarakat sekitar terutama untuk anak-anak pecinta alam yang ingin melakukan kegiatan.

             Jika kemudian booming di media sosial, pihaknya mengaku malah senang. Karena akan semakin banyak pilihan masyarakat yang ingin berwisata di Ambulu. Apalagi, selama ini Ambulu dikenal salah satu kecamatan dengan objek wisata yang banyak di kunjungi wisatawan baik itu pantai seperti  Watu Ulo,Payangan, maupun wisata pemandian buatan.”Ya bagus kan untuk wisata, tapi memang butuh di kelola lagi,”jelasnya. (cl/hdi)

Sumber:JP-RJ Rabu 4 Oktober 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cara Anak Muda Buktikan Eksistensi dalam Globalisasi

Mulai Prestasi Internasional sampai Bersatu Lawan Hoax             Di era globalisasi, pemuda tidak hanya menyumbangkan peran secar...