Awalnya Hanya untuk Diklat PA, Kini Jadi Junjungan Swafoto
Di tengah kemajuan media
sosial dan teknologi, banyak juga memunculkan sejumlah potensi wisata lokal
yang bermunculan.
Salah satunya Puncak Watu Pecah yang ada di
Kecamatan Ambulu. Lokasi ini jadi primadona masyarakat sekitar. Apalagi untiuk
mencapainya ada sedikit tantangan.
RANGGA MAHARDIKA,Jember
Bagi
warga di Kecamatan Ambulu, nama Gunung Kuntul dengan Puncak Watu Pecah sudah
tidak asing lagi. Sebenarnya itu bukan gunung. Namun semacam gumuk. Dinamakan
Watu Pecah karena memang diatas bukit ada batu dengan ukuran yang sangat besar
dengan bentuk terbelah (pecah).
Anehnya, meskipun batunya terbelah dan
berdiri fertikal namun tidak jatuh. Sehingga sekitar pun lebih banyak
menyebutnya dengan Gumuk Watu Pecah alias Batu Terbelah. Posisi Gumuk itu pun
berada di tengah pusat Kecamatan Ambulu.
Dengan ketinggian sekitar 50 meter diatas
permukaan laut (dpl), gumuk di timur utara Kecamatan Ambulu ini cukup
terlihat menjulang gagah.
Meskipun
ada sejak dulu disana, namun jarang yang menyadari keunggulan gunung Watu pecah
ini, terutama dari segi pariwisata.
Nama
Watu Pecah baru booming di tahun 2017 ini. Di mana, banyak sekali anak muda
yang meng-upload di media sosial. Mereka bahkan berfoto di atas batu terbelah
itu dengan background pemandangan kota Ambulu dengan pencahayaan sore hari
(sunset)
Hal ini pun banyak membuat masyarakat sekitar.
Bahkan banyak anak Ambulu sendiri yang tidak percaya jika kotanya yang di
potret di atas bukit terlihat indah. Apalagi ada landscape pemandangan
persawahan, dipadukan dengan tata kota jawa kuno dengan pusat alun-alun semakin
menambah ciamik pemandangan dari atas bukit.
“Sangat indah, bisa rileks jika ada disini,”
ucap Panji, warga Jember yang menikmati sendiri pemandangan di atas puncak Watu
Pecah Ini.
Karena biasanya yang datang atau naik ke
puncak gumuk adalah masyarakat yang hobi berpetualang.”Kalau dulu hanya
digunakan diklat (pendidikan dan pelatihan) untuk pelajar penicnta alam di
Ambulu saja,”ucap Heni Nur Fitriana, warga sekitar.
Kebetulan, memang di sekitar bukit
tersebut ada sejumlah sekolah menengah atas, baik yang negeri atau swasta.
Sehingga yang kesana biasanya anak pelajar yang ingin menikmati waktu sore.
Bahkan ada juga untuk ajang berpacaran”Kalau anak muda sekarang bilangnya
disana romantis. Karena bisa melihat sunset (matahari terbenam) sore
hari,”tuturnya.
Apalagi akses untuk naik ke bukit ini
tidak terlalu susah, hanya di perlukan tekad diri yang kuat untuk bisa
mendakinya.
Warga yang ingin naik biasanya lewat jalur
SMA Bima Ambulu, kemungkinan membutuhkan waktu sekitar satu jam untuk
mendakinya. Namun, bagi warga sekitar paling hanya membutuhkan waktu 15 menit
saja untuk mencapai puncak. “Sepeda biasanya dititipkan ke warung di sebelah
sekolah itu,”ucap Heni.
Dengan track yang menantang dan beberapa
titik menanjak semakin membuat adrenalin pun meningkat. Rasa lelah ini di
pastikan akan langsung hilang jika sudah berada di puncak dan menikmati
indahnya pemandangan dari atas puncak , Namun juga diperlukan keberanian lebih
untuk naik ke atas batu pecah dengan ketinggian sekitar lima meter tersebut.
Jika
sudah di atas bukan hanya melihat Kecamatan Ambulu secara utuh. Apalagi, jika
cuaca cerah jelasnya maka dari atas bukit ini bisa melihat dengan mata kepala
telanjang Pantai Selatan yang jaraknya sekitar 12 kilometer dari bukit Watu
Pecah. Sungguh pemandangan yang luar biasa.
Tentu saja, kini banyak masyarakat yang
berbondong-bondong melihat sendiri dan bisa naik ke Watu Pecah sehingga bisa
membuktikan keindahan yang ditampilkan seperti di foto yang banyak beredar di
media sosial tersebut.
Bahkan, Camat Ambulu Sutarman menangkap
potensi ini. Dirinya mengakui bukit ini menjadi salah satu potensi wisata yang
cukup baik sebenarnya. “Jika di kelola dengan baik pasti akan bagus,”ucap
mantan camat Kalisat.
Pihaknya mengatakan, selama ini lokasi
tersebut memang tidak di kelola dengan baik dan hanya di manfaatkan masyarakat sekitar terutama untuk anak-anak
pecinta alam yang ingin melakukan kegiatan.
Jika kemudian booming di media sosial,
pihaknya mengaku malah senang. Karena akan semakin banyak pilihan masyarakat
yang ingin berwisata di Ambulu. Apalagi, selama ini Ambulu dikenal salah satu
kecamatan dengan objek wisata yang banyak di kunjungi wisatawan baik itu pantai
seperti Watu Ulo,Payangan, maupun wisata
pemandian buatan.”Ya bagus kan untuk wisata, tapi memang butuh di kelola lagi,”jelasnya.
(cl/hdi)
Sumber:JP-RJ Rabu 4 Oktober 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar