Minggu, 28 Januari 2018

Denting Voice, Band Nasyid di Sekolah



Persiapan Dua Minggu, Sempat Gerogi Karena Outdoor

            Nasyi Akapela alias bernyanyi lagu-lagu islami tanpa alat music jarang sekali dilakukan oleh perempuan. Namun, Denting Voice dari SMAN 2 Jember membuktikan, perempuan juga bisa bernyanyi nasyid dengan indah.


RANGGA MAHARDIKA, Jember



            UMATumat… umat

            Sekilas potongan lagu berjudul Cinta Seorang Kekasih yang dimainkan dalam handphone ini benar menyayat hati. Cuplikan lagu yang dinyanyikan Denting Voice saat tampil di Kantor Gubernur Kuta Alam, Banda Aceh, beberapa waktu lalu benar-benar asyik di didengar. 

            Suara empet penyanyi Denting Voice yakni Nabila Vinsky Astari, Adellia Pratiwi, dan si kembar Rivani Atwida Diva dan Ravina Atwida Diva ini benar-benar terpecah empat. Namun selarang dengan lagu yang di nyanyikan, keempatnya memiliki suar yang berbeda dengan nada yang berbeda pula. Sungguh perpaduan yang tidak bisa dituliskan dengan kata-kata. 

            Namun, lagu ini pulalah yang mengantarkan keempat bocah SMAN 2 Jember menjadi juara dua dalam Lomba Nasyid dalam Festival Pendidikan Agama Islam yang di selenggarakan oleh Kementerian Agama Indonesia ini.

            “Alhamdulillah bisa menjadi juara. Karena sempat nggak yakin. Yang lain aransemen lagunya bagus-bagus,” ucap Vinsky, salah satu anggota Denting Voice kemarin.

            Apalagi pihaknya sempat terkendala non teknis yakni  kaget saat  penyelenggaraan lomba nasyid ini  digelar di tempat terbuka. Padahal, pihaknya berharap indoor sehingga bisa membuat suara  bisa lebih bulat. Juga masih dibarengi dengan kegaduhan di luar ruangan lainnya. Namun, kemudian bisa di atasi dengan penampilan mereka yang ciamik.

            Salah satu kekurangan mereka yang mewakili Jawa Timur yakni, dimana hampir semua peserta nasyid ada prianya, sedangkan mereka semua perempuan. “Suara kurang berwarna sedikit. Kami tidak ada suara bass,” imbuh Adellia. Sehingga kemungkinan ada yang kurang sehingga dalam grand final mereka kalah dengan kontingen dari Sumatra Selatan. 

            Selain itu, persiapan mereka menjelang final di Aceh ini juga bisa dibilang sangat singkat sekali.  Dimana saat bermain di level kabupaten dan provinsi dalam juknis (petunjuk teknis) hanya menyanyikan lagu wajib ‘Sekeping Hati’ dan ‘Pematang’ serta tambahan lagu ‘Muhasabah Cinta’. Tiba-tiba saja lagu ini dikabarkan berubah oleh panitia. 

            “kami baru mendengar H-2 sebelum berangkat ke Aceh,” ucap Vina personel lainnya. Dimana ada empat lagu sekaligus yang harus disiapkan dan di hafal dengan perubahan aransemn-nya dengan waktu yang singkat. Yakni ‘Save Our Masjid,’ ‘Damai Semesta Kita,’ ‘Cinta Seorang Kekasih’ dan ‘Indahnya Persahabatan’.

            Mau tidak mau, keempat sahabat ini harus  berkatih keras selama dua pekan tersebut. “Mulai siang  pulang sekolah sampai malam,” jelas Vani kembaran Vina menambahkan. Mereka berlatih dengan gemblengan keras dibawah bimbingan Rijadi Budi Tjahjono alias Om Budi Hoo. Beruntung, mereka sedang tidak ada tugas jadwal menumpuk sehingga bisa konsen dalam berlatih menyiapkan diri. 

            Termasuk menyiapkan perubahan aransemen, menyatukan perbedaan suara, hingga koreografinya. Hingga akhirnya mereka pun beramhkat dengan perjalanan pesawat yang melelahkan hingga enam jam perjalanan. Meskipun mereka tidak bisa istirahat dengan jadwal panjang, namun ternyata bisa di atasi dengan persiapan yang cukup matang sebelumnya.

            Selain itu, mereka ternyata juga memiliki resep khusus sehingga bisa tenang dan percaya diri saat tampil di hadapan orang umum sekalipun. “Selalu berdoa dengan membaca Alfatihah setiap hari 17 kali. Dan saat akan tampil membacanya tujuh kali,” ucap Vinsky, personel paling mungil namun lincah ini.

            Dan ternyata ini cukup ampuh hingga mereka pun bisa menaklukkan panggung dan juri nasional dengan musikalitas tinggi yang mereka tampilkan. Mereka mengaku kemenangan ini khusus untuk Kabupaten Jember yang mereka cintai. Ke empatnya pun berharap bisa melanjutkan grup Denting Voice kedepannya. “Dentingkan suara indah. Sama seperti nama grupnya,” ucapnya tersenyum.

            Mereka ke depan ingin membuat jingle-jingle yang memperkaya lagu mereka. “Ya akan terus di pertahankan selama masih bagus,” imbuh kawan lainnya. Mereka pun akan terus bersahabat untuk kedepannya sehingga bisa terus menampilkan karya-karya terbaiknya.

            Sementara itu, Budi Hoo, sang pelatih vocal mereka mengatakan Denting Voice ini tidak ada yang khusus menjadi penyanyi solo. Mereka menampilkan nasyid yang berbeda karena keempatnya adalah penyanyi solo masing-masing namun bisa menyatu menjadi satu dengan irama yang indah untuk di dengar oleh telinga.

            “Di sinilah letak keunggulan mereka di bandingkan grup-grup lainnya,” tutur Budi Hoo. Dirinya menyatakan menyanyi akapela apalagi lagu islami dengan menyatukan hati dan suara para penyanyi solo bukanlah hal yang mudah. Jika keempat bocah ini berhasil, dirinya pun memberikan acunagan jempol. (c1/hdi)

SUMBER : JP-RJ Sabtu 28 Oktober 2017  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cara Anak Muda Buktikan Eksistensi dalam Globalisasi

Mulai Prestasi Internasional sampai Bersatu Lawan Hoax             Di era globalisasi, pemuda tidak hanya menyumbangkan peran secar...