Asyik-Asyik
Saja Meski Durasi Presentasi Berlangsung Lama
Ditengah eurforia nobar film G 30 S/PKI, puluhan pelajar dan
santri Pondok Pesantren Al Badri, Kecamatan Kalisat tampil beda. Mereka juga
rame-rame nobar film. Namun yang mereka tontot adalah film kartun animasi
edukatif karya Andri Pernama Wicaksono, dosen Program Studi Rekam Medik,
Jurusan Kesehatan Polije.
KHAWAS AUSKARNI,Jember
SABTU siang
(30/9) puluhan pelajar dan santri Pondok Pesantren Al Badri di Kecamatan
Kalisat dengan antusias mengikuti kegiatan nonton bareng sekaligus kampanye kesehatan
berupa film animasi. Mereka dikenalkan dengan sejumlah penyakit menular yang
kerap menyebar lewat sejumlah pola kebiasaan dalam kehidupan komunal
sebagaimana mereka jalani dilingkungan pesantren.
Kreator dari film kartun animasi
itu, Andri Pernama Wicaksono kepada Jawa
Pos Radar Jember, siang itu, menuturkan, sarana presentasi gambar visual
merupakan hal baru dikebanyakan lingkungan pesantren. Kendati demikian, medium itu sangat efektif dalam menunjang
proses transformasi wawasan baru, termasuk kesehatan.
Sejumlah perilaku, misalnya
pemakaian satu handuk secara bersama-sama merupakan kebiasaan dilingkungan
pesasntren yang sangat rentan menularkan penyakit skabies.
Pemaparan secara lisan saja,
sangatlah tidak efektif. Selain karena kebiasaan tersebut
sudah melembaga di lingkungan pesantren, kebanyakan santri yang hidupnya
terkarantina di kompleks pesantren minim sekali dalam mengakses informasi dari
luar. Termasuk dari dunia maya. “Mereka tidak pernah megang gadget,”ucapnya.
Tak
ayal, informasi pola hidup sehat yang coba dipaparkannya begitu sulit di
terima,jika hanya disampaikan secara lisan. Penyajian film animasi yang dibuat
dengan menggunakan software makro media flash inilah, kemudian dianggap cukup
membantu. Utamanya dalam membentuk visualisasi santri pesantren atas apa yang
di paparkannya tersebut.
Juga,
penuangan materi presentari dalam rupa film animasi sebagaimana yang dia bikin
lebih bisa menghadirkan keasyikan.
“Dengan
cara itu pula, suasana menjemukan bisa diminimalisirkan kendati presentasi
berlangsung cukup lama,”katanya.
Usai
menyimak kampanye kesehatan berbasis film animasi, para santri dan siswa yang
rata-rata usianya 15-17 tahun itu juga mendapat pelatihan tentang bagaimana
mengoperasikan makro media flash. Mereka diajari bagaimana mengolah gambar
menjadi film animasi yang menarik.
Andri
berpandangan, pengenalan makro media flash dilingkungan pesantren amat potensial
jadi sarana pemberdayaan. Bagaimana tidak, dengan pola kebiasaan pesantren yang lebih banyak beraktiitas dilingkungan
pondok, mereka bisa meraup rupiah jika benar-benar mahir menguasai skill
animasi.
Trend
kekinian, semakin banyak orang atau lembaga yang memanfaatkan media pesantren
animasi dari makro media flash. Namun, tidak semua dari mereka mampu melakukan
olah produksi. “Banyak juga mahasiswa yang menggunakan mode ini untuk
presentasi, tapi merak tidak mampu membuat,”kata dosen muda itu.
Tentu
saja hal itumenjadi peluang pasar yang cukup potensial. Hal yang juga bisa
dikerjakan oleh para santri pesantren. “Tidak perlu pendidikan formal computer
untuk bisa menguasai pembuatan film atau video animasi dengan makro media
flash,”tutur dosen muda program studi rekam medik, Jurusan Kesehatan Politeknik
Negeri Jember itu.
Yang
lebih penting adalah tingkat kreatifitas dari kreatornya. Sehiingga, meskipun
selama ini para santri aman jarang bersentuhan dengan tekhnologi, mereka tetap
bisa berkompetisi di bidang kreasi video animasi makro media flash asalkan
kreatif yang terus belajar.
Dijagad
maya, penawaran dan permintaan produk visual semacam itu banyak bertebaran.
Transaksinya pun juga bisa dilakukan secara online. “Tidak perlu keluar pondok,
mereka bisa berbisnis lewat dunia maya,”imbuhnya.
Untuk
itu, usai mengajari dasar-dasar makro media flash, Andri menyarankan agar para
santri lekas membuat website,atau paling
tidak blog. Alasannya, melalui wahana
itulah selama ini pelaku-pelaku kreasi fisual kerap memasarkan jasanya.
“Saat
browsing atau membuka beberapa situs online kita mendapat kalimat: Terima jasa
pembuatan film atau vidio visual, hubungi nomor ini. Itu salah satu penyedia
jasa gambar visual dalam memasarkan produknya, cukup dari rumah,”pungkasnya.
(was/hdi)
Sumber: JP-RJ Minggu 1 Oktober 2017
mohon di teliti lagi ada yang kurang pas kata katanya.
BalasHapus