Niat Lindungi Hutan, Temukan Wisata Tersembunyi
Warga di Desa
Tamansari, Kecamatan Wuluhan kini punya lokasi wisata baru. View menarik dengan
pemandangan asri hutan ini berada di sisi barat Lereng Gunung Manggar. Lokasi
ini terus ramai di kunjungi masyarakat.
RANGGA MAHARDIKA,Jember
MENEMUKAN Wana
Wisata Simbat alias Sukmo Ilang Manggar Babatan ternyata cukup mudah. Yakni
dari jalan Raya Wuluhan- Balung cukup masuk sekitar 1 kilometer menuju kea rah
Gunung Manggar.
Yang menarik, lokasi wisata yang
baru ini ternyata sudah cukup
banyak fasilitas seperti toilet, tempat parker dan ada senacam gubuk-gubuk
untuk wisatawan yang datang ke lokasi.
Selain itu warga juga dapat
menikmati landscape dengan melihat lokasi kawasan Lereng Gunung Manggar dari
sisi lain. Yakni dengan naik rumah pohon yang di bangun oleh Kelompok Sadar
Wisata (Pokdarwis) Tambar alias Tamansari Bersatu.
Sungguh pemandangan yang
menakjubkan, karena ternyata lahan sekitarnya memiliki tekstur yang unik. Lahan
milik Perhutani ini ternyata punya tatanan batu-batu besar yang unik.
Dan yang makin menyenangkan,
ternyata wana wisata baru ini sama sekali tidak menarik biaya masuk untuk
masyarakat. “Masuknya gratis kok. Paling hanya untuk penitipan sepeda saja,”
ucap Heni Nur Fitria, aktifis lingkungan yang juga Sekretaria Pokdarwis Tambar
kemarin. Namun, biaya ini juga dikembalikan untuk mengembangkan wisata itu.
Ternyata pembentukan wana wisata ini
sama sekali tanpa kesengajaan. Heni mengatakan, di temukannya wisata baru ini
bermula dari keprihatinan masyarakat karena ada penambangan Gunung Manggar.
“Dulu ada penambangan disini. Seperti bagian sisi selatan dan utara Gunung
Manggar,”jelasnya.
Bahkan ada sekitar tujuh titik
penggalian disana. Dampak dari penggalian ini, diakuinya, cukup berdampak
kepada masyarakat sekitar. Dimana di aliran sungai selalu penuh wallet alias
lumpur setiap musim hujan. Hal ini membuat debit air menjadi tidak lancar dan
membantu pertanian masyarakat.
Kemudian muncul Pak Jimin, warga
sekitar yang tidak rela dengan penambangan ini. Sehingga dirinya setiap hari
selalu mendatangi Lereng Gunung Manggar ini. “Mbah Jimin ini yang selalu
membabati rumput liar di lokasi,” jelasnya. Dirinya merupakan inisiator
pembukaan lahan ini. Bahkan, beliau juga sempat mendirikan gubuk di lokasi
untuk memantau penambangan.
Hal ini di lakukan bukan untuk
apa-apa, melainkan agar para penambang ini tiodak nyaman berada di sana.
Ternyata ini sangat efektif terhadap para penambang. Lambat laun, warga yang
menambang ini tidak nyaman berada disana. Sehingga lama-lama penambang ini
mulai menyingkir dari lokasi hingga sama sekali tidak ada penambang lagi.
Kemudian masyarakat pun datang ke
lereng dan menemukan hal yang unik dari landscape lereng. Yakni bayaknya batu
besar di lokasi yang membentuk pola. Sekelompok pemuda yang ada sdi Desa
Tamansari, Wuluhan pun menangkap potensi ini. “Jadi di gagas oleh Yudi Eko
Prasetiawan, Yang ketua Pokdarwis. Dia anak Mbah Jimin,” terang Heni.
Mereka pun kemudian bergerek untuk
melakukan pembersihan lokasi swetelah sebelumnya berkoordinasi dengan
Perhutasni KPH Wuluhan. Pelaksanaanya sebenarnya belum terlalu lama yakni
sekitar 3-4 bulan lalu, atau setelah hari raya idul fitri. “salah satunya
membuat rumah pohon,” jelasnya.
Dirinya mengaku pelaksanaan pembangunanya
dengan swadaya masyarakat dan kelompok Pokdarwis ini. Yang menarik, masyarakat
ini sama sekali tidak di bayar dalam pelaksanaannya.
Lama-kelamaan, semakin banyak warga
yang datang ke lokasi sehingga pihaknya pun tergerak untuk memperbaikin
pelayanan kepada masyarakat seperti membuat sejumlah fasilitas lainnya. Ini di
dapat dari parker yang di bayar oleh masyarakat. Ternyata hasilnya saat ini
bisa dirasakan oleh masyarakat yang dapat menikmati pemandangan Tamansari yang
indah dari sisi yang lain.
Sementara itu, Pegy Suganda, staf
asper BKPH Perhutani Wuluhan menyambut baik pemanfaatan lahan perhutani ini
untuk wana wisata simbat oleh masyarakat. “Karena pemanfaatan untuk daerah wisata
ini bukan hanya oleh perhutani namun juga ada yang di kelola masyarakat seperti
Pokdarwis ini,” terangnya.
Dimna masyarakat selalu
berkoordinasi dengan pihaknya untuk
pengelolaan lahan Perhutani ini. Apalagi, daerah tersebut sebelumnya sulit
untuk di jadikan lahan produktif karena memang berbatu dan ternyata bisa
memberikan manfaat untuk masyarakat Jember.
Selain itu, keberadaan Wana Wisata
Simbat yang di kelola masyarakat ini juga bisa memberikan manfaat untuk
Perhutani. “Paling tidak keamanan lahamn perhutani terjaga oleh masyarakat
Pokdarwis ini,”terangnya.
Baik itu keamanan dari kasus
pencurian illegal logging maupun dari
penambangan liar orang-orang tidak bertanggung jawab. Sehingga kelestarian hutan juga bisa
terjaga. (c1/hdi)
Sumber:JP-RJ
Kamis 12 Oktober 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar