Rela Tempuh Jarak Sumberjambe-Jember untuk Berlatih
Dengan
kemauan keras, prestasi bisa diraih oleh setiap anak, tak peduli dimanapun
asalnya. Seperti Viola Putri Haryus Negari, atlet tenis meja Jember yang
berasal dari salah satu desa pelosok Jember, Sumberjambe. Dia harus menempuh
jarak ratusan kilometer demi berlatih dipusat kota secara rutin.
FAIZIN ADI, Jember
SUARA dentingan
bola ping-pong terus saja terdengar dari sebuah rumah di Dusun Gladak Langsep, Desa Sumberjambe. Dari rumah
sederhana itu pulalah, Viola Putri Haryus Negari , Nama lengkap bocah tersebut
, mulai meniti karir sebagai atlet tenis meja junior.
“Awalnya
memang dirumah saya dan juga di
balai desa, ada perlengkapan tenis meja.
Saya biasa bermain ping-pong (nama lain tenis meja)bersama para warga desa di
sini, sekedar untuk mencari keringat,” tutur Haryono, Ayah Viola saat
membuka perbincangan dengan Jawa Pos
Radar Jember.
Nama
Viola memang kini sedang moncer. Siswa kelas VI SDN Sumberjambe 1 itu
rencananya akan menjadi wakil Jember dalam perhelatan Pekan Olahraga Sekolah Dasar (POR SD) Tingkat
Jawa Timur tahun 2017 yang rencananya akan degelar di Lumajang pada pertengahan
November mendatang.
Tiket
tersebut diperoleh Viola setelah meraih medali emas dalam POR SD tingkat Jember
yang di gelar pada April lalu.
Haryono
menuturkan, putrinya mulai menggeluti tenis meja sejak sekitar 3 tahun yang
lalu, saat Viola masih duduk di bangku kelas IV SD. Bermula dari iseng mengajak
beberapa anak di Desa Sumberjambe untuk turut bermain tenis meja, Haryono
melihat bakat dan potensi yang ada di
putrid sulungnya tersebut. “Saya lihat dia cepat belajar dasar-dasar
bermainnya. Juga cukup sangat untuk berlatih,” tutur Haryono.
Mengetehui
potensi putrinya tersebut, Haryono lantas berupaya mengembangkannya. Ia
bersyukur karena upayanya tersebut juga di dukung oleh pihak sekolah.
“Alhamdulillah, pihak sekolah mendukung dengan kerap mengikutsertakan anak saya
dalam lomba tenis meja. Juga kemudahan dispensasi izin tidak masuk sekolah jika
harus ikut kejuaraan,” jelas pria yang bekerja sebagai sekretaris desa (Sekdes)
di Desa Sumberjambe tersebut.
Tak
cuma Haryono, dukungan penuh juga di berikan oleh ibu Viola, Uswatun Hasanah
yang sehari-harinya bekerja sebagai guru sukwan di Madrasah Ibtidaiyah (MI)
MiftahuL Ulum, Sukowono Jember.
Berbagai
kejuaraan tenis meja pun kerap diikuti oleh Viola. Salah satiun yang paling
berkesan adalah ketika 2 tahun yang lalu, Viola mengikuti O2SN (Olimpiade
Olahraga dan Sains Nasional) tingkat Jember. Bersaing dengan ratusan siswa SD lain
dari berbagai penjuru di Jember, Viola yang saat itu baru duduk di kelas IV SD berhasil
keluar sebagai juara satu dan berhak
melaju ke tingkat Jawa Timur. “Saat itu saya sampai menangis terharu. Rasa lelah itu seolah terbayar,”
tutur Haryono.
Dengan
berbagai prestasi yang diraih, Pengurus Kabupaten (Pengkab) Persatuan Tenis
Meja Seluruh Indonesia (PTMSI) Jember pun melirik Viola sebagai salah satu bibit
potensial untuk di cetak menjadi atlet tenis meja berkualitas. Viola pun
mendapat kesempatan untuk berlatih secara khusus di bawah arahan pelatih yang
di datangkan oleh PTMSI Jember.
Lokasi
latihannya pada sore hari di kantor lama Dispora, yakni eks Gedung BHS yang ada
di utara Alun-alun Jember. “Jatah latihannya sebenarnyua Rabu, Jumat dan Sabtu.
Tapi karena kendala jarak, jadi kita ambil dua hari saja, yakni Jumat dan
Sabtu,” jelas Haryono.
Berlatih
di pusat Kota Jember, tentu bukan hal
mudah bagi Viola dan ayahnya yang selalu setia mengantar. Mereka harus menempuh
jarak selam satu jam perjalanan dari rumah di Sumberjambe untuk menuju lokasi
latihan pusat kota Jember. Usai berlatih sore, pada petang hari, Viola dengan
di temani ayahnya harus kembali lagi ke rumah Sumberjambe. “Memang capek sih,
tapi semua demi prestasi anak. Jadi tidak masalah,” aku Haryono.
Rutinitas
bolak balik Sumberjambe-Jember selama dua kali dalam seminggu itu, sudah satu tahun terakhir
dilakoni Haryono demi sang putrid. Rintangan lain adalah karena jalannya menuju
pelosok Sumberjambe harus melewati jalan terjal berbatu. Maklum saja, masih
banyak pelosok Jember yang belum tersentuh pembangunan infrastruktur dengan
optimal.
“Wah
kalau ban bocor di tengah jalan rusak, itu sudah biasa,mas. Juga kadang-kadang
kita kehujanan karena lupa tidak bawa mantel jas hujan di sepeda motor,” cerita
Haryono.
Untuk
menambah kualitas latihan, Haryono bahkan sampai mendatangkan seorang pelatih
tenis meja dari Bondowoso, khusus ke rumahnya. Sang pelatih yang juga merupakan
mantan atlet tenis meja itu melatih Viola empat kali dalam seminggu. “Selama
demi mengembangkan prestasi anak mas,” jelas Haryono.
Sibuk
di olahraga, tidak membuat Viola melalaikan tugas akademiknya sebagai seorang
pelajar. Meski lelah berlatih, kedua orang tuanya tetap mendorong agar Viola
mengerjakan tugas-tugasnya dari sekolah. “Alhamdulillah kemarin masih tetap
ranking 1 di kelas,” tutur Haryono.
Dengan
berbagai kesibukan mengikuti berbagai kejuaraan tenis meja, memang kerap
memaksa Viola untuk sering izin tidak masuk sekolah. Beruntung, pihak sekolah
banyak memberikan dipensasi. Namun, kedepan Haryono berharap ada dukungan lebih
dari Pemkab Jember dalam hal ini Dinas Pendidikan dan Dinas Pemuda dan olah
raga (Dispora) untuk memfasilitasi pengembangan atlet usia dini di Jember.
“Atlet
ini kan di samping fokus berlatih, juga harus menjalankan kewajibannya di
sekolah. Semoga ada regulasi dari pemerintah yang mempermudah agar atlet
ini bisa fokus tanpa harus
tertinggal di sekolahnya,” pungkas
Haryono. (ad/hdi)
Sumber: JP-RJ
Minggu 29 Oktober 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar