Ulama Elite yang Lebih Dekat dengan Wong Alit
Diusianya
yang mendekati 70 tahun, kesibukan KH Achmad Muzakki Syah, Pengasuh Pondok
Pesantren (Ponpes Al-Qodiri), Gebang, Patrang, bukan kian ringan. Sebaliknya,
berbagai undangan ceramah undangan terus mengalir. Bahkan bertambah banyak,
sehingga tembus keluar negeri. Bagaimana menjaga kesehatan dan membagi
waktunya?
SHODIQ SYARIF,Jembere
RATUSAN santri dan tamu berjajar rapi usai salat Jumatan di
Masjid Al-Qodiri, pekan lalu. Mereka rela antre untuk ingin bersalaman dengan
ulama kharismatik yang diyakini memiliki banyak kelebihan itu.
Bahkan usai
bersalaman, sebagian dari merek masih sabar menunggu di serambi tamu yang cukup
luas, untuk berkonsultasi berbagai hal. Diantaranya banyak yang membawa air
mineral dalam botol berukuran sedang, untuk minta di doakan.
Menariknya
lagi, sepanjang perjalanan dari pengimaman masjid hingga kediamannya, sepanjang
seratus meteran, sambil menyalami para tamu, Kiai Muzzakki-panggilan
akrabnya-juga membagi-bagikan uang pada para tamu. Jumlahnya mulai lima ribuan,sepuluh
ribu,dua puluh ribu,lima puluh ribu,hingga seratus ribuan.Tak heran, jika kedua
kantung jubahnya tersedia jutaan rupiah yang sudah disiapkan dari rumah
Menurut
Ustadz Achmad Rifai, salah seorang asisten pribadinya, kebiasaan Kiai Muzakki
membagi-bagi uang tersebut, dilakukan setiap usai salat berjamaah di masjid.
Namun yang
paling banyak antrenya adalah usai salat Jumat. Itu dilakukan Kiai Muzakki
sebagai wujud berbagi rezeki bagi sesama hamba Allah. “Jangan ditanya
jumlahnya. Pak Kiai yakin semua akan diganti berlipat ganda oleh yang diatas,”
tutur Ustadz Rifai.
Hampir
sepanjang hari, ruang tamu kediaman Kiai Muzakki tak pernah sepi dari para tamu
yang ingin sowan,baik untuk sekadar minta nasihat, hingga yang ingin
berkonsultasi berbagai hal menyangkut rumah tangga dan kehidupannya. Tidak
hanya dari warga Jember dan sekitarnya, bahkan dari luar daerah dan luar Jawa
pun juga hampir tak pernah absen.
Tak jarang
diantara para tamu juga sengaja datang ingin di doa kan agar keluarganya sembuh
dari berbagai penyakit yang di deritanya. Umumnya, tamu yang demikian ini dari
kalangan ibu-ibu, sambil membawa air mineral dalam botol yang di bawa dari
rumah.
Ratusan botol
air mineral trsebut diletakkan di depan Kiai, lalu di doakan bersama-sama. Tak
heran,saat melayani konsultasi tersebut, Kiai Muzakki juga menyiapkan buku dan
bolpoin,untuk mencatat nama-nama “pasien” yang minta di doakan. Doa nya pun
campuran antara Bahasa Arab (Alquran) dengan Bahasa Indonesia (daerah) yang
mudah di mengerti. Intinya, semua doa tersebut di tujukan kepada sang Khaliq,
Allah SWT.
Kepada Jawa Pos Radar Jember, Kiai Muzakki
mengakui kegiatan yang di lakukan itu demi kecitaannya terhadap umat. Jika di
banyak tempat banyak ulama yang suka bergaul dengan para elite, maka dirinya selalu ingin dekat wong alit (orang kecil). Bukan berati Kiai Muzakki tak mau menerima tamu elite seperti umumny
Kiai lain. Hampir setiap malam Jumat manis ada saja para tokoh nasional yang datang untuk
bergabung Manaqiban bersama ratusan
ribu jamaah yang di pimpinnya.
Dari dokumen
foto-foto yang terpampang diruang tamu, banyak tokoh nasional pernah sowan ke
Ponpes Al-Qodiri, Gebang, tersebut. Termasuk tiga Presiden RI, yakni Gus Dur,
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), dan terakhir Presiden Jokowi.
“Bahkan
Presiden SBY dua kali datang kesini,”ujarnya. Sebelum terhitung para mentri
maupun jenderal, serta para pejabat tinggi lainnya yang silih berganti bertamu.
Maklum, ayah empat anak (tiga putra,satu putri) ini memiliki hubungan dekat
dengan hampir semua pimpinan parpol.
Meski
demikian, ulama kelahiran 9 Agustus 1948 ini tak pernah jauh dari umat (jamaah)
yang ikut membesarkannya. Ini terlihat hampir setiap malam waktunya habis untuk
nyambangi jamaah yang tergabung dalam
Dzikir Manaqib Syeh Abdul Qodir
Al-Djeilani, yang kemudian lebih di kenal dengan sebutan “manaqiban
al-qodiri”. Dalam manaqiban yang tersebar di berbagai wilayah hinggva luar
daerah itu, biasanya berkumpul ribuan , bahkan puluhan ribu jamaah.
Khusus malam
jumat manis (malam jumat legi), manaqiban di tempatkan di masjid kompleks
ponpes Al-Qodiri,Gebang. Tak heran, jika mendekati malam jumat legi, ratusan
ribu jamaah berbondong-bondong datang ketempat itu, beberapa diantaranya dari
luar jawa ,terutama Lampung. Kiai Muzakki sendiri sudah menyiapkan areal
jamaah,beserta lahan parkirnya sekitar 8 hektare (dari luas seluruhnya 25 ha).
Mereka mengikuti ritual manaqiban yang di pimpin sendiri oleh sang Kiai.
Menurut
Ustadz Rifai, jadwal Kiai Muzakki setiap malam cukup padat. Bahkan, karena
kekurangan waktu, semalam bisa dua hingga tempat untuk di datangi. Sebab,
jamaah sudah menunggu jauh-jauh hari sebelumnya, guna mendapat tausiah dan di
ajak bedzikir bersama Kiai. Bukan hanya di wilayah jember, namun kiai harus
keliling-keliling ke kota tetangga, seperti Lumajang, Bondowoso, Situbondo,
Banyuwangi dan Probolinggo. “itu yang rutin. Belum yang insidental,”jelas
ustadz rifai, sembari menunjukkan jadwal rinciannya.
Bagaimana
yang di luar daerah? Kata ustadz rifai, juga sudah dijadwal jauh-jauh
sebelumnya. Bulan ini saja, kata dia, kiai muzakki akan menghadiri undangan
manaqiban di Sulawesi Selatan, atas undangan Gubernur Yasin Limpo. Kemudian
pada minggu ketiga Oktober, dilanjutkan menghadiri undangan serupa di Lampung
selama tiga hari. “Kalau di Lampung sudah langganan,”imbuhnya.
Malah Kiai
Muzakki juga masih menyempatkan memenuhi undangan dari Luar Negeri, terutama
Malaysia, Berunai,dan Singapura, acara yang sama. (sh/hdi/c1/bersambung)
Sumber:JP-RJ Jumat 6 Oktober 2017
kata katanya perlu di koreksi lagi ada yang kurang dan dobel
BalasHapus