Senin, 08 Januari 2018

KH Achmad Muzakki Syah, Pengasuh Ponpes Al-Qodiri, Gebang (1)



Ulama Elite yang Lebih Dekat dengan Wong Alit

Diusianya yang mendekati 70 tahun, kesibukan KH Achmad Muzakki Syah, Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes Al-Qodiri), Gebang, Patrang, bukan kian ringan. Sebaliknya, berbagai undangan ceramah undangan terus mengalir. Bahkan bertambah banyak, sehingga tembus keluar negeri. Bagaimana menjaga kesehatan dan membagi waktunya?


SHODIQ SYARIF,Jembere


RATUSAN santri dan tamu berjajar rapi usai salat Jumatan di Masjid Al-Qodiri, pekan lalu. Mereka rela antre untuk ingin bersalaman dengan ulama kharismatik yang diyakini memiliki banyak kelebihan itu.

Bahkan usai bersalaman, sebagian dari merek masih sabar menunggu di serambi tamu yang cukup luas, untuk berkonsultasi berbagai hal. Diantaranya banyak yang membawa air mineral dalam botol berukuran sedang, untuk minta di doakan.

Menariknya lagi, sepanjang perjalanan dari pengimaman masjid hingga kediamannya, sepanjang seratus meteran, sambil menyalami para tamu, Kiai Muzzakki-panggilan akrabnya-juga membagi-bagikan uang pada para tamu. Jumlahnya mulai lima ribuan,sepuluh ribu,dua puluh ribu,lima puluh ribu,hingga seratus ribuan.Tak heran, jika kedua kantung jubahnya tersedia jutaan rupiah yang sudah disiapkan dari rumah

Menurut Ustadz Achmad Rifai, salah seorang asisten pribadinya, kebiasaan Kiai Muzakki membagi-bagi uang tersebut, dilakukan setiap usai salat berjamaah di masjid.
Namun yang paling banyak antrenya adalah usai salat Jumat. Itu dilakukan Kiai Muzakki sebagai wujud berbagi rezeki bagi sesama hamba Allah. “Jangan ditanya jumlahnya. Pak Kiai yakin semua akan diganti berlipat ganda oleh yang diatas,” tutur Ustadz Rifai.

Hampir sepanjang hari, ruang tamu kediaman Kiai Muzakki tak pernah sepi dari para tamu yang ingin sowan,baik untuk sekadar minta nasihat, hingga yang ingin berkonsultasi berbagai hal menyangkut rumah tangga dan kehidupannya. Tidak hanya dari warga Jember dan sekitarnya, bahkan dari luar daerah dan luar Jawa pun juga hampir tak pernah absen.

Tak jarang diantara para tamu juga sengaja datang ingin di doa kan agar keluarganya sembuh dari berbagai penyakit yang di deritanya. Umumnya, tamu yang demikian ini dari kalangan ibu-ibu, sambil membawa air mineral dalam botol yang di bawa dari rumah.

Ratusan botol air mineral trsebut diletakkan di depan Kiai, lalu di doakan bersama-sama. Tak heran,saat melayani konsultasi tersebut, Kiai Muzakki juga menyiapkan buku dan bolpoin,untuk mencatat nama-nama “pasien” yang minta di doakan. Doa nya pun campuran antara Bahasa Arab (Alquran) dengan Bahasa Indonesia (daerah) yang mudah di mengerti. Intinya, semua doa tersebut di tujukan kepada sang Khaliq, Allah SWT.

Kepada Jawa Pos Radar Jember, Kiai Muzakki mengakui kegiatan yang di lakukan itu demi kecitaannya terhadap umat. Jika di banyak tempat banyak ulama yang suka bergaul dengan para elite, maka dirinya selalu ingin dekat wong alit (orang kecil). Bukan berati Kiai Muzakki  tak mau menerima tamu elite seperti umumny Kiai lain. Hampir setiap malam Jumat manis ada saja  para tokoh nasional yang datang untuk bergabung Manaqiban bersama ratusan ribu jamaah yang di pimpinnya.

Dari dokumen foto-foto yang terpampang diruang tamu, banyak tokoh nasional pernah sowan ke Ponpes Al-Qodiri, Gebang, tersebut. Termasuk tiga Presiden RI, yakni Gus Dur, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), dan terakhir Presiden Jokowi. 

“Bahkan Presiden SBY dua kali datang kesini,”ujarnya. Sebelum terhitung para mentri maupun jenderal, serta para pejabat tinggi lainnya yang silih berganti bertamu. Maklum, ayah empat anak (tiga putra,satu putri) ini memiliki hubungan dekat dengan hampir semua pimpinan parpol. 

Meski demikian, ulama kelahiran 9 Agustus 1948 ini tak pernah jauh dari umat (jamaah) yang ikut membesarkannya. Ini terlihat hampir setiap malam waktunya habis untuk nyambangi jamaah yang tergabung dalam Dzikir Manaqib Syeh Abdul Qodir Al-Djeilani, yang kemudian lebih di kenal dengan sebutan “manaqiban al-qodiri”. Dalam manaqiban yang tersebar di berbagai wilayah hinggva luar daerah itu, biasanya berkumpul ribuan , bahkan puluhan ribu jamaah.

Khusus malam jumat manis (malam jumat legi), manaqiban di tempatkan di masjid kompleks ponpes Al-Qodiri,Gebang. Tak heran, jika mendekati malam jumat legi, ratusan ribu jamaah berbondong-bondong datang ketempat itu, beberapa diantaranya dari luar jawa ,terutama Lampung. Kiai Muzakki sendiri sudah menyiapkan areal jamaah,beserta lahan parkirnya sekitar 8 hektare (dari luas seluruhnya 25 ha). Mereka mengikuti ritual manaqiban yang di pimpin sendiri oleh sang Kiai.

Menurut Ustadz Rifai, jadwal Kiai Muzakki setiap malam cukup padat. Bahkan, karena kekurangan waktu, semalam bisa dua hingga tempat untuk di datangi. Sebab, jamaah sudah menunggu jauh-jauh hari sebelumnya, guna mendapat tausiah dan di ajak bedzikir bersama Kiai. Bukan hanya di wilayah jember, namun kiai harus keliling-keliling ke kota tetangga, seperti Lumajang, Bondowoso, Situbondo, Banyuwangi dan Probolinggo. “itu yang rutin. Belum yang insidental,”jelas ustadz rifai, sembari menunjukkan jadwal rinciannya.

Bagaimana yang di luar daerah? Kata ustadz rifai, juga sudah dijadwal jauh-jauh sebelumnya. Bulan ini saja, kata dia, kiai muzakki akan menghadiri undangan manaqiban di Sulawesi Selatan, atas undangan Gubernur Yasin Limpo. Kemudian pada minggu ketiga Oktober, dilanjutkan menghadiri undangan serupa di Lampung selama tiga hari. “Kalau di Lampung sudah langganan,”imbuhnya.

Malah Kiai Muzakki juga masih menyempatkan memenuhi undangan dari Luar Negeri, terutama Malaysia, Berunai,dan Singapura, acara yang sama. (sh/hdi/c1/bersambung)
Sumber:JP-RJ Jumat 6 Oktober 2017

1 komentar:

  1. kata katanya perlu di koreksi lagi ada yang kurang dan dobel

    BalasHapus

Cara Anak Muda Buktikan Eksistensi dalam Globalisasi

Mulai Prestasi Internasional sampai Bersatu Lawan Hoax             Di era globalisasi, pemuda tidak hanya menyumbangkan peran secar...