Sabtu, 13 Januari 2018

Tingkatkan Mutu Bahasa Arab dan Ilmu Keagamaan di MA Unggulan Nuris



Datangkan Pengajar Langsung dari Al Azhar University Kairo-Mesir

          Tagline MA Unggulan Nuis go internasional bukkan semboyan belaka. Sekolah tersebut harus berupaya meningkatakan kualitasnya. Mulai dari mengajak siswanya studi banding keluar negeri hingga menyelenggarakn International Class Programme.


BAGUS SUPRIADI,Jember



        PELAJAR Madrasah Aliyah (MA) Unggulan Nuris merasakan hal yang berbeda saat pembelajaran bahasa Arab. Tak seperti biasanya, mereka semakin termotivasi untuk terus belajar dan menguasai bahasa asing itu.

            Penyebabnya,mereka memiliki guru baru dari Al Azhar Mesir. Yakni, Syaikh Muhammad Syauqi yang sudah datang sekitar satu bulan yang lalu. Syaikh Muhammad Syauqi mengajar bahasa arab di sekolah tersebut. Dia datang untuk membagikan ilmunya kepada para pelajar.

            Bahkan tiap Senin hingga Kamis, masuk ke kelas dan mengajar salah satu bahasa asing itu.

            Syaikh Syauqi  belum bisa berbahasa Indonesia, sehingga saat mengajar dia selalu menggunakan bahasa Arab. Namun demikian, aiawa MA Unggulan Nuris tak canggung untuk memahaminya. Sebab, percakapan sehari-hari di asrama memang sudah menggunakan bahasa Arab
.
            Di kelas, Syaikh Syauqi memiliki metode yang berbeda dalam mengajar. Tak hanya menerangkan, tetapi mengajak siswa berbincang dan berdiskusi. “Belajar langsung bahasa Arab para guru dari Mesir bisa langsung tahu logatnya,” kata A.Fauzan, siswa kelas XII MA Unggulan Nuris.

            Tak hanya Fauzan, para pelajar lainnya seakin termotivasi untuk menguasai bahasa itu. Bahkan memiliki keinginan untuk melanjutkan studi di Universitas Al Azhar Kiro Mesir. “Agar bisa kuliah disana harus menguasai bahasa Arab,”ucapnya.

            Selain itu, tambah Kavin Robbani, harus bisa menghafal Alquran minimal tiga juz. Beberapa pelajar MA Unggulan Nuris mulai mempersiapkan syarat agar bisa kuliah di Al Azhar. “Kami tertarik kesana karena sumber ilmu dan pusat peradaban,”terangnya.

            Beberapa pelajar yang ingin  melanjutkan studi disana, terus belajar pada dosen Syari’ah Islamiyah di Mesir tersebut. Di kelas, Syaikh itu juga menjadi native speaker agar anak-anak bisa fasih berbahasa Arab.

            Tak hanya itu, siswa yang ingin ke Mesir juga di-briefing khusus oleh Syaikh Syauqi. Sehingga ketika tes, mereka bisa lolos. Bahkan, dia akan mengajar selama tidga tahun di Ponpes Nuris sebagai guru bantu. “Rencananya tak hanya mengajar bahasa Arab, tapi juga kitab kuning, tafsir, hadis, dan lainnya,” terang Harun Arrosyid, pendamping Syaikh Syauqi. 

            Sementara itu, Humas Ponpes Nurul Islam Gus Abdurrahman menambahkan kedatangan Syaikh Syauqi ke Nuris merupakan kerja sama antara pemerintah Mesir dengan Kemenag RI. Ada sekitar 25 pengajar yang di terjunkan ke Indinesia, terutama pesantren.

            “MA Unggulan Nuris dipercaya oleh Kemenag RI,sehingga salah satu pengajar dikirim ke sini,”jelasnya. Penujukan MA Unggulan Nuris sebagai tempat mengajar bukan tempat alasan, sebab Kemenag RI melihat profil lembaganya terlebih dahulu.

            Meskipun masih sekitas satu bulan, dampaknya sudah bisa dirasakan oleh siswa unggulan. Percakapan mereka lebih fasih dalamb bahasa Arab. Mereka juga semakin semangat untuk mendalaminya. “Di MA Unggulan Nuris, ini program Internasional, sebelumnya mendatangkan dari Portugal,” paparnya.

            Selain belajar bahasa, para siswa juga bisa belajar budaya luar negeri. Sehingga ketika melanjutkan di Mesir, mereka sudah paham dengan karakternya warga dan budayanya.

            Sementara pengasuh Ponper Nuris Gus Robith Qosidi LC menjelaskan, MA Unggulan Nuris terus meningkatkan mutu, manajemen dan sistem pembelajaran. Salah satunya mendatangkan pakarnya dari luar negeri, yakni Mesir. Sebab, kurikulum sekolah tersebut mengacu pada Al Azhar University.

            Kondisi sekarang, lanjut dia, pelajar MA Unggulan Nuris sudah bisa membaca kitab kuning. Hanya saja, kemampuan bahasa Arab perlu terus di tingkatkan. “Karena untuk menuangkan pemikiran Islam Nusantara hingga ke luar negeri, harus melalui bahasa,” terangnya.

            Kendala yang masih terjadi, pemikiran-pemikiran ulama nusantara belum bisa di pahami di luar negeri karena tidak tersampaikan melalui bahasa. Untuk itulah MA Unggulan Nuris terus mengembangkan kemampuan bahasa pelajarnya.

            Selama ini MA Unggulan Nuris terus menjalin kerjasama dengan berbagai lembaga pendidikan, baik di dalam maupun luar negeri. Sehingga memiliki jaringan yang cukup luas. Tahun 2016 lalu, beberapa pelajarnya studi banding ke Mesir. (c1/hdi)
Sumber: JP-RJ Rabu 11 Oktober 2017
           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cara Anak Muda Buktikan Eksistensi dalam Globalisasi

Mulai Prestasi Internasional sampai Bersatu Lawan Hoax             Di era globalisasi, pemuda tidak hanya menyumbangkan peran secar...