Senin, 15 Januari 2018

Fikko Alias Febby atau Nella, Pria Pembunuh Pacar Sesama Jenis



Warga Menilai Baik, Keluarga Malah Menolaknya

            Manusia memiliki sisi berbeda. Mereka yang suka, memuji sikapnya. Sedangkan yang tak suka, menilai buruk. Bahkan menolak keberadaanya. Ya seperti kisah Fikko.


RULLY EFENDI,Jember

        NAMA lengkapnya Fikko Apridyarto. Terlahir sebagai laki-laki, namun pria kelahiran Semboro, 10 April 1995 ini tampak genit. Tak heran, sejak remaja dia lebih suka di panggil Febby atau Nella. Beberapa bulan lalu, dia malah memelihara rambutnya dengan warna kepirang-pirangan. Meski rambutnya kembali di cat hitam. Fikko  memiliki kelainan secara seksualitas.

        Dia lebih menyukai sesame jenis, dibanding lawan jenis. Sejak kecil, dia lebih suka di panggiil Febby. Namun demikian, keinginan berubah gender semakin menggebu-gebu ketika memasuki usia remaja.

            Keyakinan itu dia tegaskan dengan berani terang-terangan mengenakan  pakaian perempuan. Dia juga kian gemar bersolek.

            Rambut pasangan layaknya perempuan, juga dia koleksi  supaya lebih meyakinkan, bahwa dia juga cocok jadi perempuan.

            Perceraian kedua orang tuanya, menjadi alasan dia butuh kasih saying. Apalagi, dia begitu akrab dengan kakaknya yang perempuan. Dia merasa lebih nyaman , saat bermain layaknya orang perempuan. “Ya, dia sejak suka jadi perempuan,” kata pengacaranya Fiqih Imam SH. Selama kasus hukum menimpa, pengacara muda ini selalu didapuk sebagai juru bicaranya. Pada pengcara inilah Fikko alias Febby alias Nella selalu terbuka.

            Kondisi Fikko yang seperti itu, rupanya di tentang keras oleh keluarganya. Karena itulah dia memilih keluar dari rumahnya, di perumahan dinas sebuah pabrik di Semboro, yang disebut kamaran. Hidupnya berpindah-pindah. Sampai terakhir, dia menyewa rumah yang juga di jadikan salon, di Dusun Semboro Lor,RW 30 Desa/Kecamatan Semboro.

            Fikko milih hidup mandiri. Bekalnya, adalah keterampilan memotong rambut. Meski ala kadarnya, dia pun berani membuka salon. Dia juga bersedia memotong rambut pria. “Biayanya murah, hanya 5rb per kepala,”jelas Fakih.

            Di mata para tetangga rumah kontrakannya,Fikko, dikenal suka bermasyarakat. Bahkan jika ada hajatan nikah dan slametan orang meninggal, dia tampil jadi juru masak. Racikan bummbu masakannya, diakui enak dan lezat. “Dia itu di suruh apa saja mau. Baik juga orangnya,” kata Mofid,salah satu tengga.

            Semua orang kampong tahu, Fikko adalah seorang waria. Namun sepengetahuan Mofid, tak pernah ngajak teman warianya main kerumah dan salonnya. Mereka yang rajin datang, remaja pria baru gede.

            Beberapa tempat nongkrong remaja kampong di Semboro juga kerap menjadi jujukan Fikko. Salah satunya, di lapangan sepak bola di Semboro Lor. “ Dia juga sering masak-masakan sama anak-anak kampong. Fikko yang masak,”akunya.

            Mereka baru kaget,saat tahu ada mayat di dalam sumur rumah kontrakan Fikko. Semakin syok, karena pembunuhnya adalah Fikko sendiri, waria yang kesehariannya dia puji.

            Namun, Kapolsek Semboro AKP Subagio punya pandangan beda. Perwira dengan tiga balok kuning di pundaknya itu mendengar informasi dari para tetangganya, bahwa Fikko pembuat onar di keluarganya. “Dia keluar rumah karena orang tuanya sudah tidak sanggup lagi,” ungkapnya.

            Bahkan hasil penelusuran kepolisian, Fikko tercatat pernah di penjara 8 bulan di Bali. Kasusnya hampir sama. Merampas motor korban teman kencan sesame jenis, dengan modus mencekoki dengan miras di oplos obat keras berbahaya. “Tapi korbannya tidak samoai meninggal. Akhirnya  di laporkan polisi dan dia di penjara,” katanya. 

            Bukan hanya membuat onar di Bali. Pernah juga hijrah ke Makasar, dan di sana meninggalkan banyak utang. Keluarganya sampai harus mengganti dengan puluhan juta rupiah.

            Kini, pria kemayu separo wanita itu, harus mendekam di penjara untuk mempertanggung jawabkan perbuatan keji membunuh Andri Tristanto, remaja asal Malang. Dia terancam hukuman seumur hidup, jika terbukti melakukan pembunuhan berencana. Terlebih, dia juga membawa kabur motor korban. (rul/c1/hdi)

Sumber: JP-RJ Jumat 13 Oktober 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cara Anak Muda Buktikan Eksistensi dalam Globalisasi

Mulai Prestasi Internasional sampai Bersatu Lawan Hoax             Di era globalisasi, pemuda tidak hanya menyumbangkan peran secar...